Singkat cerita,
dengan persiapan seadanya kami tetap berangkat memenuhi ambisi menggapai puncak
Mahameru. Kami megawali langkah pendakian dari pos Ranupani dan memutuskan
untuk bermalam di Ranukumbolo.
Latar Belakang Tanjakan Cinta
Perjalanan menuju Kalimati
Ambisi kami makin besar saat kami tiba di Kalimati
dan melihat kemegahan Mahameru. Kami memutuskan untuk menuju puncak pada malam
hari. Pengetahuan dan pengalaman yang minim membuat kami salah melakukan
pembagian dan perhitungan logistik yang akan dibawa ke puncak. Kami hanya membawa beberapa jas hujan yang diletakkan dalam satu
tas dan beberapa makanan. Jika dihitung lagi, logistik yang kami bawa tentu
tidak dapat meng-cover kebutuhan tim.
Dingin dan gelap menyelimuti jejak langkah kami
menuju Mahameru. Perlahan rintik hujan juga menemani langkah kami. Semua jas
hujan hanya dibawa oleh satu orang dan kami terpisah dalam beberapa kelompok
kecil. Alhasil, sebagian besar dari kami basah kuyup karena kehujanan. Dingin yang
menggigit mulai menusuk tulang. Karena kondisi yang sangat tidak memungkinkan
kami memutuskan untuk kembali ke basecamp Kalimati. Hanya beberapa potong baju
kering yang tersisa. Kami melewati malam itu dengan kondisi yang sangat tidak
ideal. Syukurlah tidak ada satupun dari kami yang mengalami hypothermia atau hal
lain dan tim dapat kembali dengan selamat ke rumah masing-masing.
Persiapan perjalanan pulang
Kejadian di Semeru membuat kami sadar bahwa mendaki
atau melakukan kegiatan di alam bebas itu perlu persiapan yang matang baik
fisik, mental, maupun logistik dan perlengkapan. Hal inilah yang memberikan
kami ide dan keinginan untuk membentuk kelompok yang harapannya dapat memfasilitasi mahasiswa
TI-ITS sehingga dapat melakukan hobi berpetualangnya dengan aman.